Minggu, 03 Maret 2013

Antara Cewek, Motor Mogok dan Jiwa Ksatria...



Ini kejadian beberapa hari lalu di perempatan Kelapa Gading. Tau dong riuhnya traffic disana kayak apa. Saat itu, lampu merah sedang menyala. Saya memperhatikan satu persatu pengendara motor lainnya, pandangan saya berhenti ke pengendara motor yang berada 2 baris di depan saya. Karena jaraknya renggang-renggang, saya bisa melihat dengan jelas sosok cewek berambut panjang dengan dandanan yang kelihatannya modis. Ia naik motor matic. Tapi tiba-tiba saja sesuatu terjadi, mesin  motornya mendadak mati, saya liat ia mencoba menstarter motornya, sekali tidak bisa, dua kali tidak bisa juga, tiga kali tetap tidak berhasil. Sepertinya ia mulai terlihat panik. Setelah usaha ke empat gagal lagi, saya melihat cewek itu menepikan motornya dan mencoba menyalakan di pinggiran jalan


Saya melihat reaksi beberapa pengendara motor lain yang semuanya berjenis kelamin laki-laki, tak ada yang bergerak untuk menolong cewek itu. Ada yang sepertinya ingin menolong tapi ragu, ia hanya melihat kearah cewek tersebut, yang lain? Seperti hanya menikmati kepanikannya. Saya? Apa saya bisa menolongnya sementara motor saya sendiri juga sering mengalami masalah serupa? Tak lama kemudian lampu merah berganti hijau, motor-motor kembali melaju kencang. 

Saya masih memikirkan kejadian tadi, bagaimana bila hal itu terjadi kepada saya. Motor saya sering mogok, tidak diragukan lagi, tapi syukurnya kalau sudah dipakai jalan, motor saya jarang sekali mati mesinnya. Saya mash memikirkan, bagaimana senadainya saya ada di posisi cewek tadi, pasti saya akan panik sekali. Kalau motor saya bertingkah, sudah tentu saya akan mencari pertolongan. Tapi di perempatan itu siapa yang bisa menolong? Saya hanya melihat pedagang masker. Tapi seapes-apesnya, diseberang lampu merah itu ada pos polisi, jadi setidaknya ia bisa menyebrang meminta pertolongan polisi bila motornya tak kunjung hidup juga. Cewek tadi masih beruntung karena masih sempat meminggirkan motornya sebelum lampu merah berganti hijau. Tapi yg masih bergelayut di benak saya adalah: kenapa para pengendara motor lain (pria) tidak ada yg tergerak menolong cewek tersebut? Kok tega-teganya mereka hanya menonton, tak adakah jiwa ksatria dalam diri mereka? Atau hanya kepepet karena waktu dan tempatnya tidak tepat? Cowok-cowok adakah yang bisa bantu menjawab??

 Hmm…Semoga saja di dalam hati mereka masih memiliki rasa iba, karena jujur saya kasihan sekali pada cewek itu dan berharap saya tidak akan pernah mengalami kejadian seperti itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar