Ini kejadian beberapa hari lalu di perempatan Kelapa Gading.
Tau dong riuhnya traffic disana kayak apa. Saat itu, lampu merah sedang
menyala. Saya memperhatikan satu persatu pengendara motor lainnya, pandangan
saya berhenti ke pengendara motor yang berada 2 baris di depan saya. Karena
jaraknya renggang-renggang, saya bisa melihat dengan jelas sosok cewek berambut panjang
dengan dandanan yang kelihatannya modis. Ia naik motor matic. Tapi tiba-tiba saja
sesuatu terjadi, mesin motornya mendadak mati, saya liat ia mencoba menstarter motornya, sekali tidak bisa, dua kali
tidak bisa juga, tiga kali tetap tidak berhasil. Sepertinya ia mulai terlihat panik.
Setelah usaha ke empat gagal lagi, saya melihat cewek itu menepikan motornya dan
mencoba menyalakan di pinggiran jalan
Saya melihat reaksi beberapa pengendara motor lain
yang semuanya berjenis kelamin laki-laki, tak ada yang bergerak untuk menolong cewek
itu. Ada yang sepertinya ingin menolong tapi ragu, ia hanya melihat kearah cewek
tersebut, yang lain? Seperti hanya menikmati kepanikannya. Saya? Apa saya bisa menolongnya
sementara motor saya sendiri juga sering mengalami masalah serupa? Tak lama kemudian lampu merah berganti
hijau, motor-motor kembali melaju kencang.
Saya masih memikirkan kejadian tadi,
bagaimana bila hal itu terjadi kepada saya. Motor saya sering mogok, tidak
diragukan lagi, tapi syukurnya kalau sudah dipakai jalan, motor saya jarang
sekali mati mesinnya. Saya mash memikirkan, bagaimana senadainya saya ada di
posisi cewek tadi, pasti saya akan panik sekali. Kalau motor saya bertingkah,
sudah tentu saya akan mencari pertolongan. Tapi di perempatan itu siapa yang bisa
menolong? Saya hanya melihat pedagang masker. Tapi seapes-apesnya, diseberang
lampu merah itu ada pos polisi, jadi setidaknya ia bisa menyebrang meminta
pertolongan polisi bila motornya tak kunjung hidup juga. Cewek tadi masih
beruntung karena masih sempat meminggirkan motornya sebelum lampu merah
berganti hijau. Tapi yg masih bergelayut
di benak saya adalah: kenapa para pengendara motor lain (pria) tidak ada yg
tergerak menolong cewek tersebut? Kok tega-teganya mereka hanya menonton, tak
adakah jiwa ksatria dalam diri mereka? Atau hanya kepepet karena waktu dan
tempatnya tidak tepat? Cowok-cowok adakah yang bisa bantu menjawab??
Hmm…Semoga saja di dalam hati mereka masih memiliki rasa iba, karena jujur saya kasihan sekali pada
cewek itu dan berharap saya tidak akan pernah mengalami kejadian seperti itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar