Gimana ya rasanya kalo semua kata-kata ataupun suara yang kita dengar mengeluarkan warna? Misalnya spiral-spiral ungu yang keluar dari alarm jam, ataupun gumpalan asap berwarna oranye yang berasal dari nafas kucing, ataupun nama seseorang yang berwarna hijau cemerlang berkilauan dengan sedikit warna kuning? Itulah yang dialami oleh Mia Winchell, seorang gadis berusia 13 tahun yang divonis menderita Sinestesia.
Dalam keluarganya, Mia merasa dialah yang paling normal. Tidak seperti ayahnya yang selalu berada di atas atap rumah, ibunya yang maniak kebersihan, Beth, kakaknya yang gemar gonta ganti warna rambut setiap Minggu, ataupun Zack, adiknya yang sangat percaya takhayul. Namun, sebenarnya Mia menyimpan suatu rahasia dalam dirinya, bahwa ia bisa melihat warna-warna dari suara, angka, serta huruf. Kelebihannya itu membuat ia merasa berbeda, dan ia memiliki kesulitan untuk belajar matematika karena hal itu. Tadinya ia tidak mau jujur dan terus menyimpan masalahnya sendirian, namun karena nilainya terus memburuk, maka ia memutuskan untuk bercerita kepada kedua orangtuanya. Mia juga memiliki seorang sahabat bernama Jenna, serta seekor kucing bernama Mango, yang ia yakini mewarisi jiwa kakeknya yang telah meninggal.
Cerita dalam buku ini sangat menarik, Wendy Mass sukses bikin pembacanya (baca: saya) berkhayal, sekaligus iri pada kelebihan (yang sering dianggap sebagai kekurangan) Mia. Kayaknya seru sekali bisa melihat warna-warna sedemikian banyaknya. Sejak lama saya memang tertarik pada hal-hal yang berkaitan dengan warna, sampai-sampai dulu ketika skripsi ingin membahas mengenai warna aura ataupun masalah buta warna (tapi akhirnya tidak jadi sih...)
Meskipun bisa dikatakan ini buku anak-anak, namun ceritanya sama sekali tidak membosankan. Pembaca diajak berpetualang di dunia penuh warna Mia. Kenakalan dan kegalauan khas ABG Mia menjadi topik yang tak kalah serunya. Yang saya suka dari kisah ini adalah penggambaran keluarga Winchell (keluarga Mia) yang sangat realistis, bagaimana seorang ibu yang overprotektif melindungi anak-anaknya yang tengah beranjak remaja, ataupun figur seorang ayah yang kelihatannya cuek namun sangat sensitif dan care terhadap anak-anaknya, juga saudara-saudara yang menyebalkan namun ternyata sangat menyayangi satu sama lain. Selain itu, juga dikisahkan mengenai konflik dengan sahabat, serta cinta monyet Mia. Menurut saya, ini buku yang layak dikoleksi, apalagi oleh orang-orang yang menyukai dunia seni. Karena beneran deh, ceritanya bikin kita jadi imajinatif!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar