Sabtu, 29 September 2012

Review Film - Rayya, Cahaya Di Atas Cahaya (2012)



Film ini bercerita tentang seorang seleb multi talenta bernama Rayya (Titi Sjuman), katanya sik, doi ini superstar paling bersinar di negeri ini, dan karena multi talenta dia pasti punya banyak keahlian dong. Katanya dia penyanyi, bintang film, bintang iklan, model, de el el....kalo diibaratin siapa ya artis paling bersinar sekarang ini di negeri kita? Mungkinkah mbak Agnesmo? Hehe...Ya semacam itulah...meski Rayya agak tuaan dikit.

Kalo di sini artis-artis kerap menjaga image dan berusaha tampil sebaik mungkin di muka publik, beda dengan Rayya, yang memiliki kepribadian temperamental dan meledak-ledak. Sepertinya dia tak peduli untuk mengamuk dan melampiaskan emosinya yang berlebihan di muka umum, atau di depan forum profesional..hmmm...kesannya sok diva banget gituh. Semua itu terjadi gara-gara doi ngerasa dibohongin sama pacarnya yang seorang pilot (dan selalu pakek seragam pilot). Jadi cowok ini baru mengakui kalo dirinya sudah beristri ketika sang istri mulai mengandung, padahal Rayya sendiri sudah bermimpi untuk menikah dengan sang pilot ini. Maka Rayya diceritakan mengalami depresi, dan mulai bertingkah sangat tidak menyenangkan. Dia menangis, memaki-maki, lalu kemudian tertawa sendiri. Persis kayak video depresinya Marshanda yang heboh beredar jaman dulu. Ia mengancam untuk tak mau meneruskan proyek pembuatan buku biografinya yang mahal, dan mulai mengarang-ngarang alasan yang tidak masuk akal untuk mengacaukan proyek tersebut. Misalnya saja, ia hanya mau pergi ke tempat pemotretan berdua dengan Kemal, sang fotografer, lalu di tengah malam ia mengusir sang fotografer karena sebuah permasalahan sepele. 

Manajernya dibuat pusing akan tingkahnya, untung saja Rayya masih bisa berlaku sopan kepada manajernya itu. Akhirnya dicarikanlah fotografer pengganti bernama Arya, yang terlihat sudah cukup matang (diperankan Tio Pakusadewo), Rayya yang tadinya berniat bunuh diri dalam perjalanan bersama sang fotografer akhirnya malah menemukan titik cerah dalam setiap obrolan-obrolan mereka yang dalem dan sarat makna puitis. Ya khas bahasanya Emha Ainun Najiblah, yang menjadi penulis skenario film ini. Btw, yang menbuat Rayya senang ngobrol sama Arya itu karena mereka memiliki beberapa kesamaan, namun alasan paling kuat sepertinya karena keduanya sama-sama tengah terluka karena ditinggal orang yang dicintai, namun Arya terlihat jauh lebih tegar dan easy going, beda dengan Rayya.

So, akhirnya gimana? Jadikah Rayya bunuh diri? Ya enggak sih...Tapi gimana kelanjutan hubungan doi dengan Arya? meskipun diceritakan mereka berdua sama-sama tertarik, tapi "film sopan" ini sama sekali tidak memperlihatkan adegan-adegan yang tidak layak ditampilkan, bahkan sepanjang film, Arya sepertinya tidak pernah menyentuh Rayya. Banyak pesan moral yang layak kita simak dan renungkan kala menonton film ini, diantaranya adalah tidak semuanya bisa dibeli dengan uang, dan punya uang banyak itu tidak menjamin hidup kita bakal bahagia. 

Yang saya catat dari film ini adalah pemandangannya indah, koleksi wardrobe Rayya yang awesome, tubuh semampai Titi Sjuman yang bikin iri, dan pesan moralnya. Kalo kamu gak terlalu suka sama film ngobrol, mungkin akan bosan saat nonton film ini, tapi hal-hal yang saya sebut diatas tadi lumayan bisa menghibur kok. Ohya, tapi meskipun saya ngefans ama akting Tio Pakusadewo, saya agak menggarisbawahi bahwa, meskipun beliau masih keliatan cukup keren di usianya sekarang ini, tapi perutnya gak bisa bohong bo...Udah mulai ngebuncit gitu.. Atau harusnya Arya diperankan aktor lain, mungkin? Tapi saya juga gak tau siapa yang bisa menandingi akting Tio Pakusadewo, hehe. Terus, saya sebenernya penasaran sama hasil jepretan foto-foto Arya selama mengadakan perjalanan dengan Rayya, tapi ternyata sama sekali tidak ditampilkan. Lalu saya juga ingin liat cuplikan ke-multitalented-an Rayya dia atas panggung misalnya, namun itu juga sama sekali tidak muncul. Tapi...baiklah, overall film ini lumayan bagus kok. Saya kasih 4 dari 5. Oya, diawal-awal film, muncul Wong Aksan loh sebagai cameo. Tau dong kalo doi suaminya Titi Sjuman. Trus ada juga Christine Hakim yang berperan sebagai bude-bude yang telinganya rada gak beres, yang walau muncul sebentar cukup menghibur, dan emang wanita satu ini aktingnya bener-bener jempolan deh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar